Sawasdee (kha/krub)!
Begitulah cara mengucapkan salam kepada orang Thailand. Kurang lebih satu semester lamanya (Agustus-Desember 2014) saya mengikuti program pertukaran mahasiswa yang dikenal dengan “Asean International Mobility for Students (AIMS)” di Tropical Agriculture International Program (TAIP), Faculty of Agriculture (FOA), Kasetsart University (KU), Thailand. Merupakan pengalaman pertama bisa menginjakkan kaki di Negeri Gajah Putih yang populer akan berbagai candi yang menawan.
Kesempatan berharga untuk bisa kuliah di luar negeri tidak terlepas dari perjuangan saya melewati rangkaian seleksi yang dilakukan oleh Tim Fakultas Pertanian UGM. Proses screening dimulai dengan pengumpulan dokumen seperti skor TOEFL-ITP dan IPK transkrip terbaru serta mengikuti interview oleh dua orang dosen. Setelah dinyatakan lolos, saya membuat paspor sebagai syarat untuk mendapat Letter of Acceptance (LOA) untuk keperluan mengurus visa. Setelah satu minggu semua dokumen dikirimkan ke Kantor Registrasi KU, saya mendapatkan LOA. Student visa didapatkan saya setelah mengurusnya di The Royal Thai Embassy di Jakarta.
Masih segar di memori saya bahwa kala itu kedatangan saya disambut oleh Kla, Jay dan P’Sue (P=Phi, panggilan untuk kakak) di Don Mueang International Airport, Bangkok pada 17 Agustus 2014 sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Dengan menggunakan taksi, saya langsung diantar ke International Dormitory yang berlokasi di dalam kampus KU. Setibanya di asrama, saya dipertemukan dengan dua mahasiswa lain dari Indonesia dan Jepang dengan program yang sama. Saya juga diberi beberapa dokumen pengisian rencana studi dan formulir reservasi asrama serta materi orientasi karena kedatangan saya yang telat. Di dalam materi tersebut, terdapat aturan tata tertib pakaian yaitu mahasiswa diwajibkan mengenakan seragam hitam putih dan atribut lain; untuk laki-laki yaitu dasi dan ikat pinggang khusus dan untuk perempuan yaitu pin dan ikat penggang khusus yang dapat dibeli di KU Co-operative Store.
Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing di KU (Ass. Prof. Panwadee Sopanarth) dan Fakultas Pertanian UGM (Dr. Agr. Sri Peni Wastutiningsih), saya mengambil tujuh mata kuliah dan satu praktikum. Seperti pada umumnya, kuliah diisi dengan pemaparan materi dari ajarn (dosen), tugas (individu dan kelompok), presentasi dan fieldtrip untuk beberapa mata kuliah. Fieldtrip kelas Food Sanitation bertempat di Department of Thai Catering untuk mempelajari proses produksi dan pemasaran katering untuk Thai Airlines dan kelas Physiology of Horticultural Crops yang bertempat di Nong Yai, Provinsi Chonburi untuk mempelajari budidaya tanaman ornamental. Sementara itu, kegiatan praktikum dilangsungkan di rumah kaca dan laboratorium yang dilengkapi dengan berbagai alat canggih untuk menunjang kegiatan praktikum. Baik kuliah maupun praktikum, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, tetapi kadang-kadang dosen maupun asistennya menggunakan bahasa Thailand untuk memperjelas penyampaian materi kepada mahasiswa Thailand. Selama kuliah maupun praktikum, saya dibantu oleh Amm, Ton, Bright, Mint, Kichakorn, Yog, Mac maupun Yok apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau penting yang menyangkut kuliah dan praktikum.
Hari-hari saya selama di Thailand diselimuti dengan kegembiraan. Untuk mengisi waktu luang, tidak jarang saya bersama dengan mahasiswa Indonesia lainnya, yang berkebangsaan Jepang, Thailand maupun Malaysia, untuk hang out ke beberapa tempat wisata terkenal seperti Wat Phra Kaew yang menjadi landmark Thailand, Pantai Pattaya, Asiatique dan tempat menarik lainnya. Sesekali saya juga menyempatkan untuk bergaul dengan beberapa mahasiswa S2 dan S3 di KU.
Program pertukaran mahasiswa di KU dilengkapi dengan berbagai kegiatan menarik. Kegiatan tersebut yaitu KU Food Fair untuk mempromosikan makanan khas dari berbagai negara dan KU Sport Day sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat dalam perlombaan olah raga. Di samping itu, ada internship yaitu program untuk mengenalkan mahasiswa ke beberapa lembaga penelitian milik KU maupun maupun beberapa tempat bersejarah di Thailand seperti candi, Ant museum, museum seni dan pasar terbesar di Thailand. Sebagai bentuk apresiasi kepada mahasiswa asing, KU juga menyelenggarakan Cultural Exchange Day untuk mempromosikan kebudayaan dan menyelenggarakan Loi Krathong Festival sebagai persembahan bagi dewi penguasa air.
Sebagai orang asing di Thailand, saya dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial. Saya menyempatkan untuk mempelajari bahasa Thailand demi kemudahan untuk berkomunikasidengan orang Thailand terutama dalam membeli makanan dan peralatan, menggunakan moda transportasi maupun ketika menghabiskan waktu di luar kampus. Namun, sebagian dari mereka juga fasih berbahasa Inggris sehingga memudahkan untuk berkomunkasi meskipun dengan aksen khasnya.
Sebelum pulang ke Indonesia, FOA KU menyelenggarakan farewell party sekaligus penyerahan sertifikat. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam program pertukaran mahasiswa. Pihak-pihak tersebut antara lain; DIKTI, Fakultas Pertanian UGM, FOA KU, teman-teman Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM, teman-teman mahasiswa pertukaran dari Indonesia (Anas, Sesa, Kiki, Bang Edo, Max, Ziki dan Lisa), Jepang, Thailand dan Malaysia.
Akhir kata, khoup khun krub– terima kasih!
Penulis : Moh. Syukron